About ITS Team

We are the third generation of ITS Team that participate at Shell Eco Marathon Asia 2012 Competition in Sepang, Malaysia. Our target is 1 liter of fuel can be used to travel until at least 2,500 km for prototype class (Sapu Angin 6), and 1 liter of fuel can be uses to travel until at least 700 km for urban class (Sapu Angin 7).

Urban Car Specification

SAPU ANGIN 7 Chassis : Aluminium Alloy Engine : 210 CC Fuel System : Direct Injection Fuel : Diesel Fuel (FAME) Transmission : Sprocket Chain System Steering System : Ackermann Steering Brake : Hydraulic Disk brake

Prototipe Car Specification

Sapu Angin 6 Chassis : Aluminium Alloy Engine : 65 CC, PAIJO EVOLUTION PEV-03 (Internal Combustion) Fuel System : Electronic Fuel Injection (Indirect Injection) Fuel : Gasoline Transmission : Pulley - Belt System Steering System : Ackermann Steering Brake : Hydraulic Disk Brake

The 3rd Generation of SAPU ANGIN

Posted on Tuesday, October 18, 2011
Surabaya-Sukolilo, its-team-sapuangin.blogspot.com--- Pada tanggal 6 - 8 Oktober 2011 telah diadakan kegiatan akbar bagi para alumni kampus ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) yaitu Kongres IKA ITS di JCC, Jakarta. Selain kegiatan kongres dan temu kangen antar alumni, kegiatan ini juga diisi dengan pameran teknologi karya arek -arek ITS dari berbagai jurusan serta beberapa stan informasi dari berbagai perusahaan. Beberapa karya mahasiswa yang ditampilkan yaitu Robot "Menari" karya mahasiswa Elektro, AUV (Autonomous Unmanned Vehicle) karya mahasiswa Matematika, mobil Spectronic yang memanfaatkan "Pemutih pakaian" sebagai penggerak karya arek Teknik Kimia, dan tentu saja SAPU ANGIN karya mahasiswa Teknik Mesin.

Kunjungan Bapak Menteri Koperasi dan UKM Syarifudin Hasan di stan SAPU ANGIN (yg pake baju batik yang ditemani oleh Rektor ITS Prof. Triyogi Yuwono (pakaian hitam)

         Pada stan SAPU ANGIN ditampilkan beberapa banner yang berisi info teknis SAPU ANGIN 1 - 5 dan beberapa poster yang mendeskripsikan Engine PAIJO serta ECU (Engine Control Unit) IQ Tech-E (baca : iki uteke !) karya Mahasiswa Teknik Mesin ITS yang diaplikasikan pada SAPU ANGIN 1 dan 5.
       Terlihat antusiasme pengunjung cukup tinggi. Terbukti dari jumlah dan beragamnya pengunjung yang datang serta pertanyaan - pertanyaan yang mereka lontarkan berkenaan SAPU ANGIN kepada mahasiswa penjaga stan. Pengunjungnya mulai dari alumni ITS sampai masyarakat umum bahkan sejumlah pejabat negara dan BUMN terlihat ikut antusias mengunjungi stan SAPU ANGIN.
      Dengan kegiatan yang baik seperti ini diharapkan SAPU ANGIN mulai "membumi" dan dikenal masyarakat umum, baik teknologi yang diadopsi dan diaplikasikan maupun torehan prestasi yang telah diraih. Semoga dukungan masyarakat ke depan untuk SAPU ANGIN di ajang Shell Eco-Marathon 2012 tahun depan semakin baik dan positif. Aaamiin..!! (AF)
Read More
Posted on Monday, October 17, 2011

Telah berselang beberapa bulan semenjak kemenangan tim dari ITS (SAPU ANGIN 4-Urban Concept Diesel) di Sepang, Malaysia pada ajang Shell-Eco Marathon 2011. Namun mirisnya, mobil tersebut masih belum kembali ke tangan pihak ITS malah terganjal masalah di Bea Cukai.
Berikut berita selengkapnya....

JAKARTA, KOMPAS.com
 - "Sapu Angin 4", mobil eksperimen dari tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, yang Juli lalu telah mengharumkan nama bangsa dan negara di ajang "Shell Eco-Marathon" (SEM) Asia di sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, nasibnya sungguh menyedihkan. Seharusnya, kedatangannya ke Tanah Air disambut bagaikan pahlawan, namun sampai kini ia masih ditahan pihak kantor Bea Cukai Jakarta.

Alasan penahanan karena Sapu Angin 4 digolongkan sebagai barang komersial. "Aneh sekali, mobil untuk lomba mahasiswa dianggap barang komersial,” ujar Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Triyogi Yuwono di Jakarta, kemarin (10/10).

Dalam siaran persnya, Triyogi mengatakan semestinya mobil untuk keperluan lomba yang membawa nama negara, apalagi yang sifatnya mobil untuk penelitian, dibebaskan dari bea impor. Dia berharap, Bea Cukai turut berpartisipasi dalam menghargai hasil karya anak bangsa, yang berhasil mengibarkan Merah Putih di dunia Internasional.

Kasus penahanan seperti ini bukan yang pertama dialami tim Sapu Angin. Hal serupa pernah dialami tahun lalu ketika mereka berhasil menyabet juara pertama Asia dengan mobil Sapu Angin 2. Saat itu, pihak Bea Cukai meminta tebusan Rp40 juta. Padahal, tim telah mengeluarkan dana Rp100 juta untuk biaya kirim dan pulang mobil.

Ketua Tim Sapu Angin ITS, Eko Hardianto minta kerja sama yang baik dari pihak Bea Cukai untuk melepas Sapu Angin 4. Karena, mereka beberapa kali mendapat undangan pameran. Suatu kesempatan untuk menunjukkan karya anak bangsa.

“Jika Bea Cukai tak kunjung melepas, maka akan menyulitkan mahasiswa kami untuk melakukan persiapan menghadapi kejuaraan tahun depan,” ujar Triyogi. Setidaknya, Maret mendatang, mobil versi terbaru harus sudah siap. Versi terbaru tentu saja akan dibuat berdasarkan prototipe mobil yang kini masih ditahan Bea Cukai. Karena itu, Triyogi sangat berharap, Bea Cukai bisa membantu mempercepat keluarnya mobil Sapu Angin. (Timur Arif Riyadi)

Semoga dapat menjadi bahan renungan dan evaluasi untuk aparat terkait.....

Sumber :
http://otomotif.kompas.com/read/2011/10/11/11504777/Oh.Nasibmu.Sapu.Angin.4
Read More